Berikut ini disampaikan beberapa informasi penting yang digunakan sebagai referensi pada aplikasi Si-INTAN, yaitu:
1. Pembagian atau pengelompokan umur pasien
Pada awal perkembangannya, DRL hanya untuk pasien dewasa tertentu, namun kenyataannya pasien radiologi diagnostik dan intervensional tidak hanya dewasa namun juga anak-anak dan bayi. Oleh karena itu, pada aplikasi Si-INTAN, berusaha menjaring informasi mengenai data pasien bayi, anak-anak, dan dewasa. Kategori pengelompokan pasien bayi, anak-anak, dan dewasa diidentifikasi dengan batasan usia. Dari beberapa referensi, pasien dewasa di identifikasi dengan usia 15 tahun ke atas. Sedangkan usia anak-anak dan bayi mulai dari 0 - 15 tahun. Kategori selanjutnya adalah membedakan antara batasan usia bayi dan anak-anak.
Pada referensi, rentang usia 0 - 15 tahun, dikelompokkan lagi
menjadi beberapa kelompok umur yaitu 0-2 tahun, >2-5 tahun, >5-10
tahun, dan >10-15 tahun. Ada yang membagi dibatasan usia yaitu 0, 1,
5, 10, dan 15 tahun.
Dari beberapa kelompok umur di atas, karena kita mau mebedakan bayi
dan anak-anak, maka bayi diidentifikasi mulai dari usia 0 (baru lahir)
sampai dengan di bawah 5 tahun, sehingga batasan usia di atas 5 tahun
sampai 15 tahun adalah untuk usia anak-anak. Pengelompokan ini identik
dengan referensi dari ARPANSA.Akhirnya diputuskan memilih kategori umur,
sesuai dengan refrensi dari ARPANSA yaitu:
a. Bayi /baby (0-4 tahun)
b. Anak-anak / children (5 - 14 tahun)
c. Dewasa / adult (15+ tahun)
2. Minimal Data Dosis
Menurut beberapa referensi, minimal data dosis untuk tiap jenis
pemeriksaan atau penyinaran adalah 10 pasien, ada juga yang menetapkan
20 pasien, dan ada juga yang menetapkan 30 pasien.
Pada awalnya, Si-INTAN mematok minimal data adalah 20 pasien, namun
setahun berjalan, banyak masukan untuk jenis pemeriksaan tertentu kadang
tidak mencapai 20 pasien, sehingga pada tahun berikutnya batas minimal
sampel pasien untuk tiap jenis pemeriksaan ditetapkan menjadi 20 pasien dengan pengecualian untuk jenis pemeriksaan yang pasiennya jarang maka diperbolehkan 10 pasien.
Meskipun begitu, diharapkan, batas minimal data diinput ke Si-INTAN
disesuaikan dengan beban kerja pasien per bulan yang ada di fasilitas
pelayanan kesehatan. Misal: dalam satu bulan ada 50 pasien, diharapkan
paling tidak 20 pasien diinput datanya ke aplikasi Si-INTAN.
Kalau pihak fasilitas pelayanan kesehatan mau menjadikan aplikasi
Si-INTAN ini sebagai sistem manajemen data dosis pasien, maka semua
pasien dapat diinputkan ke Si-INTAN. Hal ini tentu membutuhkan sumber
daya yang tidak ringan.
3. Validasi indikator dosis
Pada modalitas sinar-X yang sudah memiliki indikator dosis, untuk
memastikan bahwa indikator dosis menunjukkan nilai yang valid maka perlu
validasi. Validasi dilakukan melalui pengujian dosimetri dengan
mengukur nilai CTDI dengan fantom atau nilai DAP atau pun nilai kerma
udara dan kemudian dibandingkan dengan nilai yang ada di indikator
dosis. Simpangan maksimum yang diizinkan adalah 20%.
4. Pengelompokan nama prosedur pemeriksaan
Prosedur pemeriksaan pada tiap modalitas ada yang sudah disediakan
di modul namun juga dapat ditambahkan jika perlu. Banyaknya prosedur
pemeriksaan yang muncul nanti akan menjadi salah satu bahan evaluasi
terkait standarisasi prosedur.
5. Terminologi INAK dan ESAK
Incident Air Kerma (INAK) adalah kerma udara
yang diukur pada jarak fokus ke detektor 100 cm tanpa hamburan balik. Untuk
lebih mudahnya, Detektor dipasang sekitar +- 23 cm s/d 40 cm di atas meja
pasien, hal tersebut untuk mereduksi/menghindari adanya hamburan balik (backscatter).
INAK dengan kata lain adalah kerma udara tanpa backscatter.
Entrance Surface Air Kerma (ESAK) adalah kerma udara dengan
koreksi backscatter factor (BSF). yaitu, mengalikan INAK dengan
faktor hamburan balik yang tergantung pada tegangan potensial tabung, total
filtrasi, ukuran kolimasi.
Entrance Surface Air Kerma (ESAK) sama dengan Entrance Surface Dose (ESD) atau Entrace Skin Dose (ESD).
(Gambar ilustrasi terminologi dalam penentuan dosis pasien pada radiologi diagnostik, Laporan UNSCEAR 2008 Vol 1)
6. Faktor Hamburan Balik (Backscatter Factor, BSF) untuk konversi dari INAK ke ESAK atau ESD pada Radiografi Umum
Sesuai referensi, untuk radiografi umum, kami menggunakan nilai BSF = 1,35 sehingga ESAK atau ESD = 1.35 x INAK
7. Faktor konversi ke dosis efektif
Berikut ini adalah beberapa nilai konversi ke dosis efektif (E) untuk beberapa modalitas sinar-X:
DATA UNTUK NILAI KONVERSI ESD DAN DAP KE DOSIS EFEKTIF (E) PADA PEMERIKSAAN RADIOGRAFI DAN FLUOROSKOPI
8. Parameter Penyinaran dan Data Pasien untuk Rekam Dosis / Aktivitas Radiofarmaka