Pada Tanggal 30 Oktober 2017 di Auditorium BAPETEN diselenggarakan koordinasi verifikasi dan evaluasi Si-INTAN 2017. Sebagaimana
diberitakan sebelumnya, bahwa koordinasi ini memiliki tujuan untuk
verifikasi kesesuaian dan validitas data, sebaran variasi protokol
penyinaran, dan evaluasi terhadap aplikasi Si-INTAN.
Pada sesi
pembukaan, Deputi Pengkajian Keselamatan Nuklir Yus Rusdian Akhmad
menyampaikan arahan, bahwa "BAPETEN sebagai pengawas harus menyatakan
diri bahwa perlindungan pasien itu menjadi hal yang utama. BAPETEN telah
menyiapkan Si-INTAN untuk memfasilitasi penginputan data dosis pasien
yang kedepannya dapat dihasilkan DRL untuk jenis pemeriksaan tertentu.
Diharapkan RS yang hadir saat ini dapat menjadi pionir dan selalu
berpartisipasi aktif dalam program DRL ini".
Lingkup diskusi
meliputi pemeriksaan dengan CT Scan, fluoroskopi dan radiografi umum.
Namun, yang lebih mengemuka adalah mengenai CT Scan.
Beberapa diskusi yang muncul diantaranya:
masih muncul kesalahan dalam penginputan data, sehingga solusinya harus disediakan tooltips untuk setiap kolom isian;
protokol
penyinaran perlu kesepahaman dan definisi operasional, tindak
lanjutnya, BAPETEN akan berkoordinasi dengan organisais profesi untuk
meminta pandangan terkait protokol penyinaran;
kenapa yang
dibutuhkan datanya CTDI dan DLP, bukan hanya DLP, tindak lanjutnya,
untuk kebutuhan optimisasi proteksi pasien maka kedua data tersebut
dibutuhkan, CTDI untuk evaluasi parameter penyinaran dasar dan DLP untuk
evaluasi akuisisi & rekonstruksi citra;
ada keraguan dari
personil untuk input data karena masih belum paham tujuan aplikasi
SI-INTAN, tindak lanjutnya, perlu dilanjutkan adanya pertemuan teknis
dan sosialisasi Si-INTAN.
Harapannya, dengan aplikasi ini,
ada perubahan yang baik menuju upaya optimisasi proteksi dan keselamatan
radiasi bagi pasien. Perubahan itu adalah dimulai dari upaya perbaikan
dari perekaman data dosis yang sudah dilaksanakan selama ini, dari data
yang sederhana menuju data yang lebih lengkap.